Senin, 25 November 2013

Pantai Nanggelan adalah pantai yang ada di Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember. Pantai ini terletak dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Nanggelan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, pantai ini tergolong masih asri dan alami karena masih belum terjamah oleh masyarakat umum dan explorasi, mungkin karena tempatnya yang sulit dijangkau.
Untuk menuju tempat ini dapat ditempuh melalui dua jalur :
1. Melalui jalur pantai watu ulo tepatnya melewati desa sumberejo kemudian menyeberangi sungai dengan perahu getek, kemudian ke desa ungkalan lalu menuju pantai nanggelan.

2. Melalui kotta blater ambulu, tepatnya sebelum pabrik karet kotta blater ke arah selatan kira-kira 10 KM sampailah pada lereng bukit pantai nanggelan.Setelah kita sampai di pos sumur. Kita harus berjalan melewati bukit untuk menuju Pantai Nanggelan.

Pantai ini dipisahkan oleh sebuah bukit tetapi sangat sulit untuk ditembus karena berupa tebing. Mengenai pemandangan disana tidak kalah indahnya dengan pantai-pantai lain. bentuk pantai yang cekung dengan ombak yang bagus bisa kita nikmati. Serta SUN SET yang indah dapat kita nikmati d sore hari dengan bermain ombak. Pantai Nanggelan adalah objek wisata Jember yang harus di jaga ke asriannya.







Minggu, 24 November 2013

SMAN 1 JEMBER


SMAN 1 Jember tidak hanya terkenal di kotanya sendiri,bahkan SMA ini menjadi beberapa tujuan siswa yang berasal dari Banyuwangi,Situbondo dan Bondowoso. SMAN 1 jember sering juga disebut dengan nama "SMASA". Bahkan SMA ini telah diperhitungkan dalam tingkat provinsi karena prestasi-prestasi yang telah diraih. SMAN 1 Jember didirikan tahun 1958. Sejak saat itu SMA ini telah tumbuh menjadi SMA yang besar dan menjadi barometer pertumbuhan pendidikan di Jember. Dalam kurun waktu 5 tahun ini SMA 1 melakukan renovasi yang boleh dibilang besar-besaran pada gedung-gedungnya.Hal ini untuk menopang saran dan prasarana dalam pembelajaran siswa siswi di SMA 1. Bangunan di SMA 1 saat ini terlihat megah dan kokoh dan terkesan rapi.  SMAN 1 Jember memiliki yang sangat jelas "Cerdas bermartabat dalam persaingan internasional" dengan visi itulah SMAN 1 menjadi SMA yan terbaik sejauh ini di jember. Sudah banyak sekali prestasi-prestasi akademik yang berhasil di raih bahkan menembus level nasional. Tidak hanya itu, banyak siswa lulusan SMA 1 meneruskan ke pertguruan tinggi ternma di Indonesia bahkan ada yang sampai ke Jepang. Kesuksesannya dalam bidang akademik berbanding terbalik dengan bidang non-akademiknya, hanya sedikit juara yang berhasil diraih dalam bidang olahraga. Hal ini dikarenakan Di SMA 1 yang di utamakan adalah bidang akademik,karena itulah bidang non-akademik agak "dikesampingkan" keberadaannya. Di tiap sekolah pasti ada kelebihan dan kekurannya masing-masing.

Visi Sekolah

Cerdas dan Bermartabat dalam Persaingan Internasional

Indikator Visi:
  1. Beriman dan Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  2. Jujur, mandiri dan bertanggung jawab
  3. Cinta Tanah Air Indonesia.
  4. Mutu akademik bertaraf Internasional

Misi Sekolah

  1. Mewujudkan kurikulum nasional yang diadaptasikan dengan kurikulum dari negara-negara maju (Negara Anggota OECD).
  2. Menghasilkan mutu lulusan yang memiliki kriteria bertaraf internasional.
  3. Mewujudkan proses pembelajaran yang mampu mengembangkan multiple intelegensi peserta didik sesuai bakat dan minat yang dimiliki, secara: inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
  4. Mewujudknan sistem penilaian yang hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
  5. Mengembangkan profesionalisme tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
  6. Menerapkan sistem manajemen mutu dengan efektif, efisien dan akuntabel.
  7. Mewujudkan fasilitas sekolah yang berdaya dukung tinggi untuk pencapaian mutu sekolah.
  8. Mewujudkan kultur sekolah yang baik bagi perkembangan jiwa peserta didik serta iklim kerja yang produktif dan bermutu.
  9. Mengembangkan bakat, minat, dan kreatifitas siswa melalui kegiatan pengembangan diri dan pembinaan kesiswaan

Tujuan Sekolah

  1. Menghasilkan insan yang berbudi pekerti luhur, taat beribadah, sehat, mandiri dan bertanggung jawab, serta memiliki jiwa kepemimpinan dan nasionalisme yang tinggi
  2. Menghasilkan insan cerdas, ber-ilmu pengetahuan tinggi dan berbudaya serta memiliki kecakapan dan keterampilan untuk keberhasilan masa depannya.
  3. Menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan daya saing untuk masuk perguruan tinggi ternama di dalam dan di luar negeri

AKTIVITAS PECINTA ALAM (DI INDONESIA)

AKTIVITAS PECINTA ALAM (DI INDONESIA)
Kegiatan Pecinta Alam termasuk dalam kegiatan yang mempunyai resiko tinggi (high risk activity) dan kegiatan lebih banyak dilakukan di alam bebas (outdoor activity). Sebagian besar kelompok Pecinta Alam memiliki kegiatan pokok dalam bidang kegiatan alam bebas seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, penelusuran gua, jelajah hutan, penelusuran sungai, penyusuran pantai, dan arung jeram. Kegiatan-kegiatan tersebut perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan penunjang seperti pengetahuan tentang orientasi medan (navigasi), pengetahuan survival, ketrampilan tali-temali, pengepakan peralatan, penguasaan PPPK, dan pengetahuan sekaligus ketrampilan mengenai SAR. Kegiatan penunjang tersebut akan banyak membantu dan diperlukan untuk menghindari atau mengurangi resiko yang sangat mungkin terjadi. Disamping itu Pecinta Alam masih perlu didukung dengan pengetahuan dan kegiatan dalam bidang lingkungan hidup seperti konservasi alam, penghijaun, bersih lingkungan, dan sebagainya. Juga kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat seperti bakti sosial, penelitian sosial, penyuluhan, dan sebagainya. Terakhir adalah kegiatan yang bersifat organisatoris seperti manajemen organisasi, regenerasi keanggotaan, kaderisasi anggota, pengembangan SDM bagi anggota, dan seterusnya. Jelas kiranya bahwa Pecinta Alam merupakan suatu kegiatan yang positif dan memiliki arti serta peran yang sangat bermanfaat bagi pengembangan pribadi, orang lain dan masyarakat. Satu pertanyaan tersisa adalah : “Mampukah kita memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri kita melalui kegiatan kepecintaalaman ? Materi Pencinta Alam didalam aktivitasnya sehari-hari sebagaimana yang dimaknakan dalam unsur kata Cinta dan Alam.” Ingatlah hai engkau penjelah alam :
1.Take nothing, but pictures [jangan ambil sesuatu kecuali gambar]
2.Kill nothing, but times [jangan bunuh sesuatu kecuali waktu]
3.Leave nothing, but foot-print [jangan tinggalkan sesuatu kecuali jejak kaki] dan senantiasa ;
1.Percaya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
2.Percaya kepada kawan [dalam hal ini kawan adalah rekan penggiat dan
peralatan serta perlengkapan, tentu saja juga harus dibarengi bahwa diri kita sendiri juga dapat dipercaya oleh “teman” tersebut dengan menjaga, memelihara dan melindunginya]
3.Percaya kepada diri sendiri, yaitu percaya bahwa kita mampu melakukan segala sesuatunya dengan baik.
Sejarah Pencinta Alam Serta Perkembangannya Apabila sejenak kita merunut dari belakang, sebetulnya sejarah manusia tidak jauh-jauh amat dari alam. Sejak zaman prasejarah dimana manusia berburu dan mengumpulkan makanan, alam adalah “rumah” mereka. Gunung adalah sandaran kepala,padang rumput adalah tempat mereka membaringkan tubuh, dan gua-gua adalah tempat mereka bersembunyi. Namun sejak manusia menemukan kebudayaan, yang katanya lebih ”bermartabat”, alam seakan menjadi barang aneh. Manusia mendirikan rumah untuk tempatnya bersembunyi. Manusia menciptakan kasur untuk tempatnya membaringkan tubuh, dan manusia mendirikan gedung bertingkat untuk mengangkat kepalanya. Manusia dan alam akhirnya memiliki sejarahnya sendiri-sendiri. Ketika keduanya bersatu kembali, maka ketika itulah saatnya Sejarah Pecinta Alam dimulai :
Pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis di bawah pimpinan Anthoine de Ville mencoba memanjat tebing Mont Aiguille (2097 m), dikawasan Vercors Massif. Saat itu belum jelas apakah mereka ini tergolong pendaki gunung pertama. Namun beberapa dekade kemudian, orang-orang yang naik turun tebing-tebing batu di Pegunungan Alpen adalah para pemburu chamois, sejenis kambing gunung. Barangkali mereka itu pemburu yang mendaki gunung. Tapi inilah pendakian gunung yang tertua pernah dicatat dalam sejarah. Di Indonesia, sejarah pendakian gunung dimulai sejak tahun 1623 saat Yan Carstensz menemukan “Pegunungan sangat tinggi di beberapa tempat tertutup salju” di Papua. Nama orang Eropa ini kemudian digunakan untuk salah satu gunung di gugusan Pegunungan Jaya Wijaya yakni Puncak Cartensz. Pada tahun 1786 puncak gunung tertinggi pertama yang dicapai manusia adalah puncak Mont Blanc (4807 m) di Prancis. Lalu pada tahun 1852 Puncak Everest setinggi 8840 meter ditemukan. Orang Nepal menyebutnya Sagarmatha, atau Chomolungma menurut orang Tibet. Puncak Everest berhasil dicapai manusia pada tahun 1953 melalui kerjasama Sir Edmund Hillary dari. Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay yang tergabung dalam suatu ekspedisi Inggris. Sejak saat itu, pendakian ke atap-atap dunia pun semakin ramai.
Di Indonesia sejarah pecinta alam dimulai dari sebuah perkumpulan yaitu ”Perkumpulan Pentjinta Alam”(PPA). Berdiri 18 Oktober 1953. PPA merupakan perkumpulan Hobby yang diartikan sebagai suatu kegemaran positif serta suci,terlepas dari ‘sifat maniak’yang semata-mata melepaskan nafsunya dalam corak negatif. Tujuan mereka adalah memperluas serta mempertinggi rasa cinta terhadap alam seisinya dalam kalangan anggotanya dan masyarakat umumnya. Sayang perkumpulanini tak berumur panjang. Penyebabnya antara lain faktor pergolakan politik dan suasana yang belum terlalu mendukung sehingga akhirnya PPA bubar di akhir tahun
1960. Awibowo adalah pendiri satu perkumpulan pencinta alam pertama di tanah air mengusulkan istilah pencinta alam karena cinta lebih dalam maknanya daripada gemar/suka yang mengandung makna eksploitasi belaka, tapi cinta mengandung makna mengabdi. “Bukankah kita dituntut untuk mengabdi kepada negeri ini?.” Sejarah pencinta alam kampus pada era tahun 1960-an. Pada saat itu kegiatan politik praktis mahasiswa dibatasi dengan keluarnya SK 028/3/1978 tentang pembekuan total kegiatan Dewan Mahasiswa dan Senat Mahasiswa yang melahirkan konsep Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK). Gagasan ini mula – mula dikemukakan Soe Hok Gie pada suatu sore, 8 Nopember 1964, ketika mahasiswa FSUI sedang beristirahat setelah mengadakan kerjabakti di TMP Kalibata. Sebenarnya gagasan ini, seperti yang dikemukakan Soe Hok Gie sendiri, diilhami oleh organisasi pencinta alam yang didirikan oleh beberapa orang mahasiswa FSUI pada tanggal 19 Agustus 1964 di Puncak gunung Pangrango. Organisasi yang bernama Ikatan Pencinta Alam Mandalawangi itu keanggotaannya tidak terbatas di kalangan mahasiswa saja. Semua yang berminat dapat menjadi anggota setelah melalui seleksi yang ketat. Sayangnya organisasi ini mati pada usianya yang kedua. Pada pertemuan kedua yang diadakan di Unit III bawah gedung FSUI Rawamangun, didepan ruang perpustakaan. Hadir pada saat itu Herman O. Lantang yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FSUI. Pada saat itu dicetuskan nama organisasi yang akan lahir itu IMPALA, singkatan dari Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam. Setelah bertukar pikiran dengan Pembantu Dekan III bidang Mahalum, yaitu Drs. Bambang Soemadio dan Drs. Moendardjito yang ternyata menaruh minat terhadap organisasi tersebut dan menyarankan agar mengubah nama IMPALA menjadi MAPALA PRAJNAPARAMITA. Alasannya nama IMPALA terlalu borjuis. Nama ini diberikan oleh Bpk Moendardjito. Mapala merupakan singkatan dari Mahasiswa Pencinta Alam. Dan Prajnaparamita berarti dewi pengetahuan. Selain itu Mapala juga berarti berbuah atau berhasil. Jadi dengan menggunakan nama ini diharapkan segala sesuatu yang dilaksanakan oleh anggotanya akan selalu berhasil berkat lindungan dewi pengetahuan. Ide pencetusan pada saat itu memang didasari dari faktor politis selain dari hobi individual pengikutnya, dimaksudkan juga untuk mewadahi para mahasiswa yang sudah muak dengan organisasi mahasiswa lain yang sangat berbau politik dan perkembangannya mempunyai iklim yang tidak sedap dalam hubungannya antar organisasi.
Dalam tulisannya di Bara Eka 13 Maret 1966, Soe mengatakan bahwa :
“Tujuan Mapala ini adalah mencoba untuk membangunkan kembali idealisme di kalangan mahasiswa untuk secara jujur dan benar-benar mencintai alam, tanah air, rakyat dan almamaternya. Mereka adalah sekelompok mahasiswa yang tidak percaya bahwa patriotisme itu masih ada yang lebih berwenang untuk menentukan hidup dan mati seseorang.MAPALA, Pencinta alam atau Petualang ? Dua nama, pencinta alam dan petualang seolah-olah merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa di pisahkan antara keduanya. Namun kalau dilihat secara etimologi kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akan nampak kelihatan bahwa keduanya tidak ada hubungan satu sama lainnya. Dalam KBBI, pecinta (alam) ialah orang yang sangat suka akan (alam), sedangkan petualang ialah orang yang suka mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya, mengandung resiko tinggi dsb. Dengan demikian, secara etimologi jelas disiratkan dimana keduanya memiliki arah dan tujuan yang berbeda, meskipun ruang gerak aktivitas yang dipergunakan keduanya sama, alam. Dilain pihak, perbedaan itu tidak sebatas lingkup “istilah” saja, tetapi juga langkah yang dijalankan. Seorang pencinta alam lebih populer dengan gerakan enviromentalisme-nya, sementara itu, petualang lebih aktivitasnya lebih lekat dengan aktivitas-aktivitas Adventure-nya seperti pendakian gunung, pemanjatan tebing, pengarungan sungai dan masih banyak lagi kegiatan yang menjadikan alam sebagai medianya.
Kini yang sering ditanyakan ketika kerusakan alam di negeri ini semakin parah, dimanakah pencinta alam? begitupun dengan para petualang yang menggunakan alam sebagai medianya. Bahkan Tak jarang aktivitas “mereka” berakhir dengan terjadinya tindakan yang justru sangat menyimpang dari makna sebagai pecinta alam, misalkan terjadinya praktek-paktek vandalisme. Inilah sebenarnya yang harus di kembalikan tujuan dan arahnya sehingga jelas fungsi dan gerak merekapun bukan hanya sebagai ajang hura-hura belaka. keberadaaan mereka belum mencirikan kejelasan arah gerak dan pola pengembangan kelompoknya. Jangankan mencitrakan kelompoknya sebagai pecinta alam, sebagai petualang pun tidak. Aktivitas mereka cenderung merupakan aksi-aksi spontanitas yang terdorong atau bahkan terseret oleh medan ego yang tinggi dan sekian image yang telah terlebih dulu dicitrakan, dengan demikian banyak diantara para “pencinta alam” itu cuma sebatas “gaya” yang menggunakan alam sebagai alat.

Sejarah Pecinta Alam Indonesia

Sejarah Pencinta Alam Indonesia

Istilah Pecinta Alam di Indonesia sebenarnya belum lama dikenal. Dahulu memang sudah ada kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan konservasi alam. Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming. Kemudian Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat secara konkret sejak tahun 1937, dengan terbentuknya Bescherming Afdeling Van’t Land Plantetuin. Sejak saat itu kegiatan kepecintaalaman mulai berkembang di Indonesia.
Pada Awal tahun 1960-an kegiatan yang berorientasi pada pelestarian alam ini mendapat pengaruh yang cukup besar dari kegiatan kepanduan (scouting). Pandu, yang kini dikenal dengan nama Pramuka, berkembang pesat sejak tahun 1940-an, dan memang jenis kegiatan yang sering dilakukannya adalah kegiatan olahraga, rekreasi, petualangan, membaca jejak dan ketrampilan lainnya. Mau tidak mau, memang harus kita akui, bahwa kegiatan kepecintaalaman bertambah muatannya dengan jenis-jenis kegiatan petualangan karena adanya pengaruh dari kepanduan.
Istilah “Pecinta Alam” pertama kali diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Setelah berulang kali berganti nama, akhirnya mereka menamakan kelompoknya Mapala UI. Setelah itu, terutama di era 1980-an, perkembangan kelompok-kelompok Pecinta Alam semakin pesat di seluruh tanah air, sampai sekarang ini.
PECINTA ALAM
Kalau kita menilik asal katanya, ‘Pecinta’ artinya orang yang mencintai, dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kalau kita perjelas lagi, alam berarti segalanya, baik benda hidup maupun benda tak hidup, yang ada di dunia ini. Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari alam yang membantu kelangsungan hidup kita. Demikian pula dengan tanaman, hewan, dan manusia,mereka termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jadi, jelas bahwa diri kita masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini. Lalu dapatkah kita mengatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobby bertualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut Pecinta Alam? Tampaknya memang ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam” tersebut: antara mereka yang mencintai alam (lingkungan) dengan mereka yang gemar berpetualang di alam bebas. Sebagai pembanding, di Eropa dan Amerika ada suatu terminologi yang jelas bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kepecintaalaman, misalnya envi-ronmentalist (pecinta lingkungan hidup: Green Peace), naturlist (pecinta alam seperti sebagaimana adanya), adventure (petualangan/penjelajah), mountaineers (pendaki gunung), outdoor sports/activities (olahraga alam bebas: berkemah, gantole, menelusuri gua , masuk hutan, menyususri gua, dan semestinya).
Di Indonesia, Pecinta Alam adalah pendaki gunung, penulusuran gua, pengarungan sungai, pemanjat tebing dan sekaligus pecinta lingkungan. Hingga saat ini baru sedikit kelompok yang mengkhususkan aktivitasnya pada salah satu bidang saja. Oleh karena itu, mungkin akan lebih tepat bila dikatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang-orang yang menCINTAI ALAM beserta segala isinya, dan yang menCINTAI petualangan alam bebas.
Istilah Pecinta Alam di Indonesia sebenarnya belum lama dikenal. Dahulu memang sudah ada kelompok-kelompok yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan konservasi alam. Sejarah tentang kelompok Pecinta Alam, terutama yang ada kaitannya dengan upaya pelestarian alam, sudah tercatat sejak tahun 1912, dengan terbentuknya De Nederlandsh Indische Vereneging Tot Natuur Rescherming. Kemudian Pemerintah Hindia Belanda mulai terlibat secara konkret sejak tahun 1937, dengan terbentuknya Bescherming Afdeling Van’t Land Plantetuin. Sejak saat itu kegiatan kepecintaalaman mulai berkembang di Indonesia. Pada Awal tahun 1960-an kegiatan yang berorientasi pada pelestarian alam ini mendapat pengaruh yang cukup besar dari kegiatann kepanduan (scouting). Pandu, yang kini dikenal dengan nama Pramuka, berkembang pesat sejak tahun 1940-an, dan memang jenis kegiatan yang sering dilakukannya adalah kegiatan olahraga, rekreasi, petualangan, membaca jejak dan ketrampilan lainnya. Mau tidak mau, memang harus kita akui, bahwa kegiatan kepecintaalaman bertambah muatannya dengan jenis-jenis kegiatan petualangan karena adanya pengaruh dari kepanduan. Istilah “Pecinta Alam” pertama kali diperkenalkan oleh Mapala Universitas Indonesia pada tahun 1975. Setelah berulang kali berganti nama, akhirnya mereka menamakan kelompoknya Mapala UI. Setelah itu, terutama di era 1980-an, perkembangan kelompok-kelompok Pecinta Alam semakin pesat di seluruh tanah air, sampai sekarang ini.
PECINTA ALAM
Kalau kita menilik asal katanya, ‘Pecinta’ artinya orang yang mencintai, dan alam dapat diartikan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Kalau kita perjelas lagi, alam berarti segalanya, baik benda hidup maupun benda tak hidup, yang ada di dunia ini. Udara, tanah, dan air merupakan bagian dari alam yang membantu kelangsungan hidup kita. Demikian pula dengan tanaman, hewan, dan manusia, mereka termasuk bagian dari alam ini. Keberadaan mereka satu dengan yang lain saling mempengaruhi. Jadi, jelas bahwa diri kita masing-masing pun merupakan bagian dari alam semesta ini. Lalu dapatkah kita mengatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang yang mencintai alam semesta beserta isinya, termasuk dirinya sendiri. Bagaimana pula dengan mereka yang memiliki hobby bertualang di alam bebas? Dapatkah mereka kita sebut Pecinta Alam? Tampaknya memang ada kerancuan makna dalam istilah “Pecinta Alam” tersebut: antara mereka yang mencintai alam (lingkungan) dengan mereka yang gemar berpetualang di alam bebas. Sebagai pembanding, di Eropa dan Amerika ada suatu terminologi yang jelas bagi mereka yang berkecimpung dalam dunia kepecintaalaman, misalnya envi-ronmentalist (pecinta lingkungan hidup: Green Peace), naturlist (pecinta alam seperti sebagaimana adanya), adventure (petualangan/penjelajah), mountaineers (pendaki gunung), outdoor sports/activities (olahraga alam bebas: berkemah, gantole, menelusuri gua , masuk hutan, menyususri gua, dan semestinya).Di Indonesia, Pecinta Alam adalah pendaki gunung, penulusuran gua, pengarungan sungai, pemanjat tebing dan sekaligus pecinta lingkungan. Hingga saat ini baru sedikit kelompok yang mengkhususkan aktivitasnya pada salah satu bidang saja. Oleh karena itu, mungkin akan lebih tepat bila dikatakan bahwa Pecinta Alam adalah orang-orang yang menCINTAI ALAM beserta segala isinya, dan yang menCINTAI petualangan alam bebas.

Alesana

Alesana

Alesana (/ˈælɨs ˈænə/ A-lis A-na) is an American rock[1][2] band from Raleigh, North Carolina. Formed in 2004, the group is currently signed to Revival Recordings and have released one EP and four full-length studio albums. The band gained a wide audience after their debut, On Frail Wings of Vanity and Wax was released, featuring a musical style shifting between light and heavy sounds along with a wide influence ranging to even classic rock bands such as The Beatles. Their band name is derived from street named Aliceanna St., which is located in Baltimore where the group originated.

History

Formation and Try This with Your Eyes Closed (2004–2005)

Although the band's members first began playing together in Baltimore,[7] Maryland, Alesana officially formed in October 2004 in Raleigh, North Carolina and was founded by Shawn Milke, Patrick Thompson, Dennis Lee, Steven Tomany and Daniel Magnuson. The name of the band is inspired from Aliceanna St., which Shawn Milke and Patrick Thompson lived on when playing in Baltimore, MD. Aliceanna St. is located in Fells Point, a neighborhood in Baltimore. Alesana was the first band to join Tragic Hero Records in 2005,[8] and their 3 demo songs titled "Apology", "Beautiful in Blue" and "Goodbye, Goodnight for Good" were featured on the compilation All The Tragedy Money Can Buy. In May 2005 they released their debut EP, Try This With Your Eyes Closed. Alesana then toured across the United States, including an appearance at the Cornerstone Festival, despite not being a Christian band. In the same year, founding drummer Daniel Magnuson was replaced by Will Anderson.

On Frail Wings of Vanity and Wax (2006–2008)

In 2006 the group added a new drummer Jeremy Bryan to replace Will Anderson and added guitarist/vocalist Adam Ferguson to their lineup.[7] They followed with a full-length album, entitled On Frail Wings of Vanity and Wax, produced by Kit Walters, during the summer of 2006. In late 2006 Alesana signed to Fearless Records, which re-released their LP in March 2007 to mixed reviews and released a music video for "Ambrosia". In the same year, the song "Apology" in an acoustic version was featured on the compilation release, Punk Goes Acoustic 2. The group played the entire Warped Tour 2007, but following afterward, bassist Steven Tomany left Alesana.
In early 2008, On Frail Wings of Vanity and Wax charted on the Billboard Heatseekers chart, peaking at #44.[9]

Where Myth Fades to Legend (2008-2009)

In 2008, Alesana finished recording their second album, Where Myth Fades to Legend. It was released on June 3, 2008, but was leaked on popular torrent sites a month beforehand. Where Myth Fades to Legend was also the title of their headlining tour with Sky Eats Airplane, Our Last Night, Lovehatehero, and The Chariot that supported the album. At the time of preparing for the record a year before, the band lacked an official bass player. Shane Crump, who previously played in a band named Your Name in Vain and originally a merchandise salesman for Alesana, was invited into the group after an audition, thus making the record Crump's debut. The record is also the first to feature Shawn Milke's sister, Mellissa, whom performs all female vocals.
On the 2008 Warped Tour, Shane Crump briefly left due to personal matters at home and Jake Campbell (Twelve Gauge Valentine guitarist) became a temporary fill in-bassist. Upon Crump's return, Adam Ferguson and the band parted ways and Cambell became rhythm guitarist.
On January 20, 2009 the music video for "Seduction" was officially released and on March 10, 2009 the album Punk Goes Pop 2 was released which includes Alesana's cover of "What Goes Around...Comes Around" by Justin Timberlake. Alesana's Where Myth Fades to Legend has also charted on the Billboard 200 at #96 and on the Billboard Hard Rock Album at #13.

The Emptiness (2009-2010)

In late February, Shawn Milke announced Alesana had started writing new material for their upcoming album. They began recording their third studio album, in July 2009, in Portland, Oregon, with producer Kris Crummett. The album, according to Shawn Milke on The Rave TV, would be entitled The Emptiness.[10] The band has made their progress in the studio viewable to fans through a Twitter account and an official website run by the band themselves. Concluding the band's recording session, which began on July 10, Alesana then set out for North Carolina to rest before they began their Vs. tour, which they headlined and included the bands The Bled, Enter Shikari, Broadway, Madina Lake, and Asking Alexandria. On the Vs. tour, Alesana's set included two new songs titled "To Be Scared By An Owl" and "The Thespian". Soon after concluding their month long Vs. tour, Alesana headlined the "You'd Be Way Cuter in a Coffin" Tour with From First to Last, Asking Alexandria, The Word Alive and Memphis May Fire.
On October 15, Milke and Lee held a second interview with The Rave, where they revealed that they were shooting a music video in the fall for one song from The Emptiness. The two members went on to tell Linda, the interviewer, that due to their large fan base in Mexico and South America, they would be releasing a Spanish version of 2 of their songs. Milke also revealed that the album, The Emptiness, was to be released on January 26, 2010.[11] On November 23, Alesana released their first recorded work off of The Emptiness, "To Be Scared By An Owl" and began to promote it as a single.[12] The same week, they entered the studio to begin filming their third video which according to their website, is "The Thespian", the song was released on December 8, 2009. In 2009, Alesana won the Best Hardcore/Screamo Band at the Rock on Request Awards.[13] The band were also invited to play "To Be Scared by an Owl" live on The Daily Habit.[14]
After the release of their music video for "The Thespian" on March 17, the group became less active while promoting the 2010 Warped Tour, which they took part in at the end of June.[15] Right before their first venue on the Warped Tour, guitarist Jake Campbell left the band to be with his family, and Alex Torres of Greeley Estates took his place.[16] Upon the release of The Emptiness, it debuted at #68 on the Billboard 200, which made it the best selling release by the band during this period.
On July 22, 2010, Milke made a statement on the official Revolver website, regarding his constant desire to write scripts, stories and music; considering The Emptiness his 'first printed story'. Milke went on to say that he is constantly writing, and that new material for an Alesana album—as well as material for Wake Me Up, Juliet and Tempting Paris—was already being created.[17] After The Emptiness's recording, the group announced a headlining tour entitled: Two Frail Weeks of Vanity and Wax, in which they performed On Frail Wings of Vanity and Wax in its entirety on each date of the tour, along with confirming that some songs would never be played live again after these concerts. In November 2010, Alesana departed from Fearless and signed to Epitaph Records.[18]

A Place Where the Sun Is Silent (2011–2012)

During the beginning of 2011, the band confirmed that plans for a new record were already in the works. Alesana stated that chosen VIP's were involved within the testing of new tracks that were prepared to be included on their fourth studio album. These trackings were recorded during March 2011 with producer Kris Crummett.[19] By the beginning of that summer, Alesana completely finished the record's recording sessions. Alex Torres, Shane Crump, and Dennis Lee shortly thereafter confirmed that the mixing was finished as well and that they had the first master copies published. The name of the album was then announced to be titled, A Place Where the Sun Is Silent, and was released on October 18.[20]
Before its release, promotion for the record was supported by many magazines, websites and other publications. August 24, 2011 had Alternative Press premiere the first leaked song from the album, entitled "A Gilded Masquerade".[21] September 20 had Buzznet streaming "A Forbidden Dance" on their website as part of a contest for a lyric video.[22]
The album thematizes Dante Alighieri's 14th-century epic poem, Inferno.[23] On December 20, 2011, the song "Circle VII: Sins of the Lion" was voted the best song of 2011 by readers of Revolver.[24]

Side projects and upcoming fifth album (2012–present)

In May 2012, Lee began a four-piece side band named Child of the Jackyl with members of the thrash metal band Vanisher while Milke released "Polaroids In July" with his side project Tempting Paris (consists of Shawn Milke, Patrick Thompson, Melissa Milke and Joey Mitchell (Swampcandy)).[25] Alesana confirmed later in the year that their fifth studio album is currently in its pre works, but only in its writing stage so far. The band moved on without guitarist Alex Torres on the evening of August 19, 2012 by asking him to leave. Since then, Jake Campbell has returned to the band.
On May 8, 2013 it was announced by Milke that the band left Epitaph Records and the follow up to A Place Where the Sun Is Silent will be self released.[26] The pre production for the new record will start shortly after the "You Better Watch Your Mouth, Sunshine! Tour" and they plan to release this fall. Shawn Milke will be the producer and Neil Engle, who also worked on The Emptiness and Dance Gavin Dance's Happiness will be involved as engineer.[27][28]
Milke stated that the pre-production will start in July.[29]
On June 5, 2013 it was announced that they will be playing at SM Skydome in Quezon City, Philippines and The Rock Club in Ratchatewi Bangkok, Thailand on August 17 and 18, respectively. It will be the first time that the band will play at the Philippines.[30]
On August 10, 2013 Shawn Milke stated: "We're just finishing up with the writing and getting into pre-production. It’s coming out really nice so far. It’s actually the conclusion of the trilogy we began with The Emptiness. I knew the way that The Emptiness ended, I really hoped it would continue". The future plans for the band also contain releasing several ep's. Milke said: "One of the things we want to do after this record is to write and release a series of EPs. You know, drop an EP every two months or so for a year and have them all tie together".[31]
On September 14, 2013 Revival Recordings posted a couple of Instagram photos of the guys in Alesana working on a brand new song, and stated they are currently in the pre-production process of it.[32]
On November 14, 2013 Alesana posted on their Facebook page a picture of the artwork for the new single entitled "Fatima Rusalka" which will be released on December 24, 2013.[33]

Musical style and influence

Alesana's overall genre is difficult to determine due to their frequent use of light and poppy influence combined with heavy outputs and extreme metal vocals.[34] The band has been considered a wide array of many things, including melodic metalcore, post-hardcore, emo and screamo. Although these are the genres that Alesana is usually classified as, the band has labeled themselves as pop-metal,[35] and "sweetcore" (a term that was made-up by the group that parodies the cliché of genres that suffix in "core").[36]
Influences for the band include an array of rock bands such as The Beatles, Sonic Youth and Mew.[37][38] The band is also influenced by an array of metal bands such as The Black Dahlia Murder and Iron Maiden.

Members

Current members
Former members
  • Steven Tomany – bass guitar (2004–2007)
  • Daniel Magnuson – drums, percussion (2004–2005)
  • Adam "Huckleberry" Ferguson – lead guitar, backing vocals (2005–2008)
  • Will Anderson – drums, percussion (2005)
  • Alex Torres – lead guitar (2010–2012)

Timeline

Member Album Instrument
Try This with Your Eyes Closed On Frail Wings of Vanity and Wax Where Myth Fades to Legend The Emptiness A Place Where the Sun Is Silent
Shawn Milke Green tick Green tick Green tick Green tick Green tick Vocals, Guitar, Piano
Dennis Lee Green tick Green tick Green tick Green tick Green tick Vocals
Pat Thompson Green tick Green tick Green tick Green tick Green tick Guitars
Jeremy Bryan Red X Green tick Green tick Green tick Green tick Drums, percussion
Shane Crump Red X Red X Green tick Green tick Green tick Bass guitar, vocals
Alex Torres Red X Red X Red X Red X Green tick Guitars
Jake Campbell Red X Red X Red X Green tick Red X Guitars
Adam Ferguson Red X Green tick Green tick Red X Red X Guitars, backing vocals
Steven Tomany Green tick Green tick Red X Red X Red X Bass guitar
Daniel Magnuson Green tick Green tick Green tick Red X Red X Songwriter, Drums, Percussion

Discography

Studio albums
Year Album Chart positions[39]
Billboard 200 Top Heatseekers Independent Albums
2006 On Frail Wings of Vanity and Wax
44
2008 Where Myth Fades to Legend
  • Released: June 3, 2008
  • Label: Fearless
96
11
2010 The Emptiness
  • Released: January 26, 2010
  • Label: Fearless
68
11
2011 A Place Where the Sun Is Silent
  • Released: October 18, 2011
  • Label: Epitaph
55
13
Extended plays
Date of release Title Label
June, 2005 Try This with Your Eyes Closed Tragic Hero
Singles
Name Released
"To Be Scared by an Owl" November 23, 2009
"The Thespian" December, 2009

Videography

Year Title From the album Director
2007 "Ambrosia" On Frail Wings of Vanity and Wax Jeremy Jackson
2008 "Seduction" Where Myth Fades To Legend Scott Hansen
2010 "The Thespian" The Emptiness Stephen Penta
2011 "Circle VII: Sins of the Lion" A Place Where the Sun Is Silent Shawn Milke
2011 "Lullaby of the Crucified" A Place Where the Sun Is Silent Stephen Penta

References

  1. ^ Jump up to: a b c Apar, Cory. "Alesana | AllMusic". Allmusic. Retrieved 27 December 2011.
  2. ^ Jump up to: a b Lymangrover, Jason. "A Place Where the Sun Is Silent - Alesana". Allmusic. Retrieved 27 December 2011.
  3. Jump up ^ Stereokiller.com
  4. Jump up ^ Scheda sulla band da allmusic.com
  5. Jump up ^ Common, Tyler. "Alesana sign to Epitaph Records". Retrieved 7 November 2011.
  6. Jump up ^ Heany, Gregory. "The Emptiness - Alesana". Allmusic. Retrieved 27 December 2011.
  7. ^ Jump up to: a b Alesana at Allmusic
  8. Jump up ^ "allmusic". allmusic. 2010-06-21. Retrieved 2011-05-21.
  9. Jump up ^ Billboard, Allmusic.com
  10. Jump up ^ "The Rave/Eagles Club - TheRave.TV - Exclusive Video Interview - Alesana". Therave.com. 2009-07-21. Archived from the original on 3 August 2010. Retrieved 2010-06-26.
  11. Jump up ^ The Rave interview pt. 2
  12. Jump up ^ "Alesana to Release Single - News Article". AbsolutePunk.net. Retrieved 2010-06-26.
  13. Jump up ^ "2009 Top In Rock Awards". Rock on Request. Retrieved 2010-08-31.
  14. Jump up ^ "Wednesday: "Danger" Ehren McGhehey + Musical Guest Alesana On The Daily Habit". Fuel TV. Hook It. Retrieved 30 December 2011.
  15. Jump up ^ "Vans Warped Tour 2010". Vanswarpedtour.com. Archived from the original on 6 July 2010. Retrieved 2010-06-26.
  16. Jump up ^ Twitter updates beginning on 6-23-10
  17. Jump up ^ http://www.revolvermag.com/uncategorized/alesanas-shawn-milke-procrastination-the-sure-key-to-failure-or-is-it.html/
  18. Jump up ^ Common, Tyler. "Alesana sign to Epitaph Records". Alternative Press. Retrieved 6 January 2012.
  19. Jump up ^ http://absolutepunk.net/showthread.php?t=2142742
  20. Jump up ^ "Alesana Announce New Album 'A Place Where The Sun Is Silent'". Epitaph Records. Retrieved 16 December 2011.
  21. Jump up ^ Zaleski, Annie. "Exclusive Stream: Alesana’s "A Gilded Masquerade"". Alternative Press. Retrieved 9 September 2011.
  22. Jump up ^ "PREMIERE: A Forbidden Dance - Alesana + Be Part of the Lyric Video!". Buzznet. Retrieved 16 December 2011.
  23. Jump up ^ Tan, Shaun. "Interview: Alesana". Mind Equals Blown. Retrieved 16 December 2011.
  24. Jump up ^ "Poll Results: Find Out Who You Voted to Win Song of the Year!". Revolver. Retrieved 24 December 2011.
  25. Jump up ^ https://www.facebook.com/TemptingParis
  26. Jump up ^ http://www.underthegunreview.net/2013/05/08/exclusive-alesana-part-ways-with-epitaph-records/
  27. Jump up ^ http://www.nataliezworld.com/2013/05/alesanas-shawn-milke-says-past-is-past.html
  28. Jump up ^ http://www.allmusic.com/artist/neil-engle-mn0001079001
  29. Jump up ^ https://www.facebook.com/alesana/posts/10151695225832494
  30. Jump up ^ https://www.facebook.com/alesana/posts/10151729981882494
  31. Jump up ^ http://themusic.com.au/news/all/2013/08/10/new-alesana-album-near-completion/
  32. Jump up ^ http://www.underthegunreview.net/2013/09/14/alesana-recording-a-new-single/
  33. Jump up ^ http://www.facebook.com/alesana
  34. Jump up ^ Barnett, Daryl. "Ground Control - Alesana - [Album]". Ground Control. Retrieved 27 December 2011.
  35. Jump up ^ "ExtremeVideo - Fury TV - Interview with Sawn from Alesana". Fury TV. ExtremeVideo. Retrieved 27 December 2011.
  36. Jump up ^ Gorman, Bobby. "Alesana - On Frail Wings of Vanity and Wax". The Punk Site. Retrieved 27 December 2011.
  37. Jump up ^ "Body of Work | SubMerge Magazine". SubMerge. Retrieved 27 December 2011.
  38. Jump up ^ "Alesana | Interviews: Kill Your Stereo". Kill Your Stereo. Retrieved 27 December 2011.
  39. Jump up ^ "Alesana - Chart History". billboard.com. 2010-10-02. Retrieved 2011-10-26.